Kementerian ESDM melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiana Dewi menyebut bahwa mesin kendaraan di Indonesia bisa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol 20 persen atau E20.
“Engine-engine yang ada, misalnya mobil-mobil apa itu, mau merek apapun, itu sebetulnya sudah compatible dengan etanol. Karena secara teori, secara teknis ya maksimal bisa 20 persen, secara teknis engine-nya,” ungkap Eniya dikutip kumparanBISNIS, Senin (6/10/2025).
Apabila mobil disinyalir mampu menggunakan bahan bakar etanol E20, bagaimana dengan sepeda motor?
Kami pun membuka buku pedoman pemilik sejumlah sepeda motor untuk mengetahui batas maksimum etanol yang bisa digunakan. Nah, para pemilik kendaraan juga bisa mengetahui kadar etanol yang sesuai dengan sepeda motor atau mobilnya melalui buku pedoman pemilik kendaraan.
Mulai dari salah satu sepeda motor terlaris, Honda BeAT, memerlukan bensin tanpa timbal dengan kandungan etanol maksimum 10 persen. Sesuai seperti yang disampaikan GM Corporate Communication AHM, Ahmad Muhibbuddin.
"Motor Honda hingga saat ini bisa sampai 10 persen atau E10," ungkap Muhib kepada kumparan, Kamis (9/10/2025).
Kemudian, Vespa Sprint 150 i-get memberikan keterangan lebih spesifik. Merek asal Italia tersebut melarang penggunaan bensin dengan kadar etanol di atas 10 persen (E10), lantaran bisa merusak komponen sistem bahan bakar dan memengaruhi performa mesin.
Beralih ke Suzuki, model Burgman 125 tidak dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar dengan kandungan etanol lebih dari 10 persen atau E10, serta minimum oktan 91.
Berbeda dengan Suzuki Access 125 yang baru saja meluncur. Produk anyar ini bisa menenggak bahan bakar E20 atau memiliki unsur etanol hingga 20 persen. Sementara, oktan minimumnya tetap sama, yaitu RON 91.
Sebelumnya, bensin dengan bioetanol telah dipasarkan melalui produk Pertamina Pertamax Green. Pada jenis BBM tersebut terkandung etanol sebesar 5 persen yang berasal dari pasokan dalam negeri.
Menurut Eniya, campuran etanol mampu mendongkrak kualitas BBM dengan menaikkan kadar oktan (RON). Misalnya, dari RON 92 menjadi RON 108. “Ya kan makin bagus (dampaknya ke mesin), RON-nya makin bagus tuh,” tegasnya.