Liputan6.com, Jakarta Manajer Manchester United, Ruben Amorim, sepertinya sudah mulai berubah pikiran. Dia mengaku sedang berusaha untuk dapat meninggalkan sistem 3-4-2-1 yang selama ini digemarinya.
Hal itu merupakan perubahan sikap yang signifikan bagi seorang manajer, yang kurang dari dua minggu lalu menyatakan bahwa Paus pun tidak dapat memaksanya untuk meninggalkan formasi favoritnya.
Kekalahan telak 1-3 dari Brentford merupakan kekalahan liga ketiga klub dari enam pertandingan pembuka mereka. Pada laga itu, MU dengan mudah dihancurkan lawan yang tujuan utamanya hanyalah menghindari degradasi.
Manajer The Bees, Keith Andrews, hanya membutuhkan dua kalimat untuk menjelaskan bagaimana timnya mengungkap kelemahan formasi 3-4-2-1 Amorim. "Anda mencoba menciptakan kelebihan beban," jelas mantan pelatih bola mati itu. "Salah satunya adalah jika kami memiliki tiga gelandang, mereka punya dua gelandang."
Namun, untuk pertama kalinya, Amorim mulai mengisyaratkan sedikit fleksibilitas ke depannya. "Saya pikir lagi-lagi bagian yang menyenangkan adalah mencoba menyesuaikan cara Anda melihat sepak bola dengan setiap sistem lawan," ujarnya kepada TNT Sports.
Berita video spotlight kali ini membahas tentang empat nama pelatih top kini masuk dalam daftar favorit untuk duduk di kursi panas Manchester United.
Butuh Waktu Lama untuk Beralih Sistem
"Saya selalu mengatakan hal yang sama. Ini akan berkembang. Kami akan mengubah sistemnya. Tapi ini bukan sistem yang normal dan terkadang Anda butuh waktu lebih lama untuk beralih dari sistem ini ke sistem lain. Dan itulah yang saya lakukan. Saya hanya mencoba melatih tim dengan cara saya melihat sepak bola."
Salah satu pemain MU, Matthijs de Ligt, berpendapat bahwa performa individu para pemain—termasuk dirinya—lebih patut disalahkan daripada sistemnya. Namun, kegigihan Amorim untuk memasukkan pemain yang tidak memiliki kualitas alami untuk berkembang dalam formasi tersebut tidak akan membantu individu-individu yang performanya buruk ini.
Manchester United Terlalu Sulit Ditebak
Meskipun Amorim tetap teguh pada formasi 3-4-2-1-nya, setiap manajer tahu persis bagaimana United akan bermain. Setiap manajer, kecuali Amorim, selalu dibuat bingung oleh penampilan para pemainnya setiap akhir pekan.
“Lucunya, Anda perlu memiliki tim untuk memahami—bukan hasilnya—tetapi Anda sudah tahu bagaimana pertandingan nanti, [jika] kami ingin memegang kendali,” jelas mantan pelatih Sporting CP itu. “Ini akan terjadi. Mungkin kami kalah karena satu transisi atau satu bola mati, tetapi pertandingan akan seperti ini.
Kehilangan Kesempatan Tampil di Kompetisi Eropa
Seperti diketahui, masa depan juru taktik asal Portugal sedang goyang lantaran dia tak kunjung mampu membawa perubahan signifikan sejak direkrut sebagai pengganti Erik ten Hag pada November 2024.
Musim lalu, MU hanya dibawa finis di peringkat 15 klasemen Liga Inggris, yang membuat klub kehilangan kans tampil dalam kompetisi Eropa mana pun. Memasuki kampanye 2025/2026, Setan Merah juga sudah terperosok ke urutan 14 lantaran baru mengumpulkan 7 poin dari 6 laga yang dilakoni.