Liputan6.com, Jakarta Liverpool harus menerima kenyataan pahit setelah tumbang 0-1 dari Galatasaray pada matchday ke-2 Liga Champions 2025/2026, Rabu (1/10) dini hari WIB. Padahal, pada laga yang berlangsung di Stadion RAMS Park itu Liverpool memainkan Hugo Ekitike, Alexander Isak, dan Florian Wirtz.
Kekalahan ini terasa semakin menyesakkan karena Liverpool tampil mendominasi sepanjang laga. Mereka menguasai 67 persen penguasaan bola dan menciptakan 16 tembakan. Namun, efektivitas menjadi persoalan utama, karena hanya sedikit peluang yang mengarah ke gawang.
Gol tunggal Galatasaray lahir pada menit ke-16, saat Victor Osimhen dengan tenang mengeksekusi penalti. Setelah itu, pertahanan tim tuan rumah tampil solid, sementara lini depan Liverpool gagal menembus barisan belakang yang dikawal rapat.
Situasi ini langsung memicu sorotan besar, mengingat Liverpool telah menggelontorkan dana masif untuk memperkuat lini serang mereka musim panas lalu. Namun, investasi besar itu gagal memberi dampak signifikan di panggung Eropa.
Trio Mahal Gagal Membawa Perbedaan
Liverpool merekrut tiga nama besar untuk mendongkrak produktivitas gol mereka musim ini. Hugo Ekitike didatangkan dari Eintracht Frankfurt dengan banderol €95 juta (sekitar Rp1,85 triliun). Florian Wirtz direkrut dari Bayer Leverkusen dengan harga €125 juta (sekitar Rp2,44 triliun).
Sementara itu, Alexander Isak menjadi yang termahal, diboyong dari Newcastle United dengan nilai €145 juta (sekitar Rp2,84 triliun).
Jika ditotal, Liverpool telah menghabiskan €365 juta atau setara Rp7,14 triliun hanya untuk tiga pemain tersebut. Namun, kenyataannya trio ini belum mampu memberikan ancaman berarti.
Ekitike dan Wirtz bermain sejak menit awal, sementara Isak baru dimasukkan di babak kedua. Hasilnya, tidak ada satu pun gol tercipta dari kaki mereka meski banyak peluang terbuka.
Slot Tetap Ambil Sisi Positif
Pelatih Liverpool, Arne Slot, mencoba tetap tenang menghadapi kritik terhadap lini serangnya. Ia menegaskan bahwa timnya menunjukkan beberapa hal positif meski gagal mencetak gol.
"Bagi saya, di babak pertama saya melihat banyak hal positif, cara kami bermain, cara kami mengontrol pertandingan, hingga jumlah peluang yang didapatkan penyerang,” ujar Arne Slot.
“Namun di babak kedua jauh lebih sedikit. Saya rasa waktu bermain juga minim karena ada pergantian pemain, cedera, dan itu membuat sulit mendapatkan momentum,” lanjut pria asal Belanda tersebut.
Dengan kekalahan ini, Liverpool harus segera berbenah jika tidak ingin terpuruk lebih dalam di fase grup Liga Champions. Apalagi, ekspektasi besar sudah menanti trio mahal mereka untuk segera menunjukkan kualitas yang sebanding dengan banderol fantastisnya.