Keluarga diplomat Arya Daru Pangayunan, mengaku mendapatkan teror misterius berupa surat kaleng yang di dalamnya berisi simbol-simbol.
Sebagai tindak lanjut dari teror tersebut, Polda Metro Jaya sudah melakukan pendalaman untuk mencari tahu pengirim surat kaleng tersebut.
"Dari Direktorat Kriminal Umum juga sudah mendalami tentang surat kaleng tersebut. Itu masih didalami, mohon waktu," kata Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, di Polda Metro Jaya pada Kamis (2/10).
Begitu juga terkait dengan informasi mengenai makam Arya Daru yang disebut dirusak. Polisi sudah melakukan pengecekan ke pemakaman pada Minggu (14/9) dan berkoordinasi dengan Polsek setempat.
Hasilnya, juru makam membantah adanya perusakan oleh seseorang. Diduga, makam itu rusak karena faktor alam. Kini, makam itu sudah kembali diperbaiki lalu dibersihkan.
"Bahwa makam tersebut bukan dirusak tapi amblas karena memang sudah satu bulan sehingga faktor alam," ujar dia.
Meski demikian, polisi tetap menerima informasi apa pun dari keluarga Arya Daru jika memang belum puas atas hasil penyelidikan yang dilakukan oleh polisi. Polda Metro Jaya menegaskan tak akan menolak tiap informasi yang diterima.
"Kami tidak akan pernah menolak segala sesuatu pasti akan kami dalami dan kami akan cari tahu tentang apa pengaduan tersebut," ungkap dia.
Arya Daru adalah diplomat muda Kemlu yang ditemukan meninggal dunia di indekosnya di Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025 dengan wajah terlilit lakban.
Polda Metro Jaya telah mengungkap penyebab kematian Arya Daru, yaitu tidak ada unsur pidana dan tidak ada pihak lain yang terlibat. Namun, mereka masih membuka ruang bagi siapa pun yang mengetahui fakta dan hal baru terkait kasus kematian Arya Daru. Kasus tersebut belum ditutup hingga saat ini.