Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkap masih ada berbagai tantangan untuk masuknya investasi ke Indonesia. Salah satunya tingkat pendidikan sumber daya manusia, angkatan kerja di Indonesia masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD).
Rosan menuturkan, tingkat pendidikan menjadi salah satu hal yang ditanyakan oleh investor ketika ingin masuk ke Indonesia.
“Karena untuk investasi yang masuk, salah satu kriteria yang mereka tanyakan, talentnya manusianya siap apa tidak? Siap apa tidak? Nah ini juga adalah PR kita bersama,” kata Rosan dalam Investor Daily Summit 2025 di JCC, Jakarta Selatan pada Rabu (8/10).
Dalam paparannya, dari 152,11 juta orang yang ada dalam angkatan kerja, lulusan SD masih mendominasi dengan 53,02 juta orang atau 34,86 persen. Angka itu disusul dengan lulusan SMP dengan 26,57 juta orang atau 17,47 persen.
Selanjutnya, ada lulusan SMA dengan 32,52 juta orang atau 21,38 persen. Sedangkan, lulusan SMK ada pada angka 20,43 juta orang atau 13,43 persen.
Sementara itu, persentase lulusan perguruan tinggi justru masih kecil. Tercatat, lulusan Diploma I/II/III adalah 3,53 juta orang atau 2,32 persen. Sedangkan lulusan Diploma IV/S1/S2/S3 adalah 16,03 juta orang atau 10,54 persen.
“Dan yang dengan pendidikan universitas atau diploma kurang lebih hanya 14 persen kalau kita jumlahkan. Hanya 14 persen,” ujarnya.
Dengan begitu, Rosan melihat pendidikan vokasi akan memegang peran penting. Hal ini karena menurutnya dengan kondisi tingkat pendidikan yang ada, langkah untuk memasukkan seluruh sumber daya manusia ke tingkat pendidikan universitas atau diploma akan memakan waktu banyak.
“Nah oleh sebab itu program vocational training menjadi hal yang sangat penting, yang menjadi sekali prioritas dalam kita upscaling, rescaling dari kemampuan sumber daya manusia kita,” kata Rosan.
Selama 10 tahun terakhir, Rosan mencatat jumlah investasi yang masuk ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir sudah mencapai Rp 9.100 triliun. Ke depan, investasi juga perlu digenjot untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Terkait kebutuhan investasi untuk 5 tahun ke depan yakni dari 2025 sampai 2029, Rosan menuturkan Indonesia membutuhkan investasi Rp 13 ribu triliun.
“Dari 2014 sampai 2024 investasi yang dibutuhkan, investasi yang masuk adalah kurang lebih Rp 9.100 triliun. 5 tahun ke depan dari 2025 sampai 2029 mencapai lebih dari Rp 13 triliun. Itu investasi yang diharapkan masuk dalam rangka kita bisa mencapai pertumbuhan 8 persen di tahun 2029,” ujar Rosan.
Sebelumnya, kebutuhan investasi 2025 sampai 2029 secara detail adalah Rp 13.032,8 triliun. Secara rinci untuk tahun per tahun, pada 2025 dengan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, target realisasi investasi yang dibutuhkan adalah Rp 1.905,6 triliun.
Selanjutnya pada 2026 dengan pertumbuhan ekonomi yang ditarget menjadi 6,3 persen, realisasi investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 2.175,26 triliun. Pada 2027, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 7,5 persen dan realisasi investasi yang dibutuhkan adalah Rp 2.567,47 triliun.
Di tahun 2028, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 7,7 persen, realisasi investasi yang dibutuhkan adalah Rp 2.969,64 triliun. Terakhir pada 2029 dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen, nilai realisasi investasi yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 3.414,82 triliun.
D...