
PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa mereka tidak mengambil keuntungan dari kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang saat ini dialami oleh sejumlah SPBU milik swasta.
"Pertamina tidak memanfaatkan situasi ini (kelangkaan BBM swasta). Kami juga tidak mencari keuntungan," ujar Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, usai menghadiri acara Indonesia Langgas Berenergi di Jakarta, Selasa (7/10).
Simon menjelaskan bahwa diskusi antara Pertamina dan badan usaha pengelola SPBU swasta masih terus berlangsung untuk mencapai kesepahaman. Ia juga menekankan bahwa kedua belah pihak menjalin komunikasi secara transparan.
"Kami sama-sama open book agar harga di masyarakat tidak terpengaruh. Agar tidak ada kenaikan harga di masyarakat," katanya.
Sementara itu, pihak Pertamina Patra Niaga menyebutkan bahwa PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR), pengelola SPBU bp bersama AKR Corporindo Tbk, telah sepakat untuk melanjutkan kerja sama terkait impor BBM ke tahap pembahasan yang lebih mendalam.
"Vivo, APR, dan AKR sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis," tutur Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, Senin (6/10).
Roberth menambahkan bahwa tahap selanjutnya dari pembahasan tersebut mencakup kesepakatan dokumen-dokumen pernyataan guna memastikan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan kepatuhan terhadap regulasi, termasuk pernyataan terkait antimonopoli, antipencucian uang, dan antisuap.
Lebih lanjut, badan usaha pengelola SPBU swasta juga akan menginformasikan jenis komoditas yang dibutuhkan, menyepakati spesifikasi produk, pokok-pokok kerja sama (key terms), serta ketentuan umum lainnya.
Roberth juga menekankan bahwa proses pengadaan akan dilakukan secara kolektif oleh tiga badan usaha tersebut, dengan pengiriman kargo dilakukan bersama dalam satu proses pengadaan.
Di sisi lain, perusahaan seperti Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembahasan kerja sama. Shell masih perlu melakukan koordinasi dengan kantor pusat, sementara Exxon baru akan melakukan diskusi terkait kebutuhan BBM untuk November karena masih memiliki persediaan yang cukup. (Ant/E-4)