
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mencatat penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga 26 September 2025 mencapai 93.098 unit, ditambah 36.589 unit dari BTN Syariah. Total penyaluran tersebut mencapai 129.687 unit, setara 37% dari total kuota nasional sebanyak 350.000 unit yang ditetapkan pemerintah tahun ini.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan optimismenya bahwa target penyaluran 220.000 unit rumah subsidi FLPP sesuai alokasi pemerintah untuk BTN dapat tercapai hingga akhir 2025.
“Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang semakin mempermudah kepemilikan rumah, kami yakin target tersebut dapat terwujud,” ujar Nixon dikutip dari Antara, Senin (6/10).
Pemerintah, lanjut Nixon, telah menyiapkan berbagai stimulus, seperti pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menjadi 0% bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta penyesuaian batas maksimal penghasilan penerima FLPP.
“Dalam aturan baru, batas penghasilan MBR dibedakan per zona. Untuk wilayah Jabodetabek, batasnya Rp12 juta untuk single income dan Rp14 juta untuk joint income. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bayar masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, mengapresiasi kinerja BTN yang dinilai jauh melampaui bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) lainnya.
“BTN mencatat kontribusi terbesar dibanding BRI (17.515 unit), BNI (8.440 unit), dan Bank Mandiri (7.963 unit). Kami berterima kasih atas peran BTN sebagai motor utama penyaluran KPR FLPP,” ujar Maruarar.
Capaian tersebut menegaskan posisi BTN sebagai bank utama penyalur KPR subsidi FLPP di Indonesia. Dengan penguasaan pangsa pasar lebih dari sepertiga kuota nasional, BTN terbukti konsisten mendukung pemenuhan kebutuhan rumah layak dan terjangkau bagi MBR.
Maruarar juga menambahkan, sebagai penyumbang terbesar dalam program perumahan rakyat, BTN diharapkan terus berperan aktif mendukung program pembangunan 3 juta rumah, baik melalui pembiayaan pembangunan maupun renovasi rumah rakyat. (Ant/Z-10)