
PEMERINTAH Kota Bandung mengusulkan konsep dwi bandara atau pengoperasian bersama Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.
Pasalnya, aktivasi kembali Bandara Husein tidak hanya penting bagi warga Bandung, tetapi juga memperkuat ekosistem transportasi udara di Jabar
“Kedua bandara harus dihidupkan bersama jangan menunggu satu berkembang baru yang lain menyusul. Kalau hanya menunggu kita tidak akan bergerak," ungkap Wali Kota Bandung Muhammad Farhan dalam rapat bersama Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Saeful Huda, anggota Komisi V DPR RI, serta Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman, akhir pekan lalu.
Konsep Dwi Bandara ini, merupakan hasil kajian bersama pemkot, ITB dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jabar, dengan melibatkan masukan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Lanud Husein, dan PT Angkasa Pura II.
Farhan mengakui tantangan datang dari Kementerian Perhubungan (Kemnhub) yang berpegang pada kebijakan pemerintah pusat untuk menjadikan Kertajati sebagai hub utama.
Namun, dia menawarkan solusi dengan menghidupkan keduanya sekaligus, disertai insentif bagi maskapai agar tetap menggunakan Bandara Husein.
Secara infrastruktur, Bandara Husein memiliki lahan seluas 145 hektare dengan akses strategis, hanya tiga kilometer dari Tol Pasteur, 15 menit dari pusat kota dan dekat dengan Stasiun Cimindi.
“Pemkot mengusulkan penerbangan domestik difokuskan ke rute unggulan seperti Denpasar, Medan dan Balikpapan, sedangkan internasional diarahkan ke Kuala Lumpur yang dinilai potensial. Saya meyakini konsep Dwi Bandara akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar," tandasny.
Pada semester pertama 2025, ekonomi Kota Bandung tumbuh 5,42% dengan tingkat hunian hotel Agustus mencapai 56,38% dan hotel berbintang lebih dari 60%. Ini menunjukkan wisatawan yang datang memiliki daya beli premium.
Sebagai langkah tindak lanjut, kata Farhan, Pemkot Bandung menargetkan penyusunan masterplan gabungan Husein-Kertajati dalam 12 bulan ke depan dan meluncurkannya pada akhir 2026 dengan konsep West Java Twin Airport.
Mendukung
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustafa menyatakan dukungan terhadap gagasan tersebut. Jabar punya dua bandara jangan sampai menghidupkan yang satu justru mematikan yang lain, akhirnya dua-duanya mati.
“Yang mati tidak hidup-hidup yang hidup malah mati, ini yang kita alami hari ini,” jelas Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem itu.
Sementara itu Gubernur Jabar Dedi Mulyadi usai bertemu dengan Menhub Dudy Purwagandhi menerangkan, kemungkinan akan mengaktifkan kembali Bandara Husein dan optimalisasi BIJB Kertajati. Ada beberapa poin yang menjadi pokok pembahasan dalam pertemuan tersebut.
“Pertama, terkait rencana terkait BIJB Kertajati, Majalengka sebagai bandara haji dan umrah. Kedua, pertemuan juga membahas mengaktifkan kembali rute penerbangan dari Bandara Husein, dua-duanya bisa berdampingan dengan baik. Selain itu rencana reaktivasi jalur kereta api di Jabar juga penyediaan commuter line di Bandung Raya juga menjadi pembahasan,” tuturnya.