
PARA pemenang The Papandayan Jazz Competition (TPJC) beraksi lagi di kawasan Hotel Papandayan, Bandung. Kali ini, mereka mengising panggung
The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2025 pada hari pertama.
Kompetisi yang diikuti musisi muda dari dalam dan luar negeri ini menjadi pintu masuk bagi mereka untuk tampil di panggung festival jazz bergengsi yang telah memasuki satu dekade perjalanan.
Sorotan utama untuk Kinematics asal Jepang, pemenang pertama kategori Warriors, yang tampil di Mirten Lounge. Dengan permainan instrumen yang penuh presisi dan improvisasi, Kinematics sukses menghadirkan energi eksploratif khas jazz modern yang disambut meriah oleh penonton.
Di Stage Cimanuk, Blue Matter Trio dari Yogyakarta, pemenang pertama kategori Youth, memperlihatkan karakter musikal yang matang dengan aransemen segar dan improvisasi dinamis. Penampilan mereka menegaskan potensi besar generasi muda dalam membawa semangat baru ke dunia jazz.
Masih di TP Stage, Masiki Tacari asal Bantul, peraih juara kedua kategori Youth, menampilkan nuansa jazz yang diperkaya akar budaya lokal. Gaya bermusik mereka menghadirkan suasana yang hangat dan otentik, membuktikan bahwa jazz dapat menyatu dengan identitas kultural daerah.
Sementara itu, Naraya Trio dari Karanganyar, juara ketiga kategori Youth, juga tampil di TP Stage dengan penuh semangat. Meski tergolong muda, permainan mereka matang dan spontan, berhasil mencuri perhatian publik dan menambah warna dalam rangkaian penampilan di hari pertama.
Penampilan para pemenang TPJC di TPJF 2025 ini menjadi bukti bahwa jazz akan terus hidup melalui generasi penerus. Kolaborasi lintas usia dan lintas negara inilah yang memperkuat posisi TPJF bukan hanya sebagai festival musik, tetapi juga ruang inkubasi bagi talenta baru untuk berkembang dan bersinar di panggung yang lebih besar.
The Papandayan Jazz Fest (TPJF) adalah festival jazz tahunan yang digagas oleh Hotel The Papandayan sejak 2015. Memasuki dekade pertamanya pada 2025, TPJF konsisten menghadirkan musisi lintas generasi, kolaborasi kreatif, serta ruang interaksi budaya. Festival ini bukan sekadar panggung musik, tetapi juga perayaan gaya hidup, kuliner, dan semangat komunitas.