Otoritas India Bongkar Makam Korban Balita Terkait Tragedi Sirup Obat Mematikan

2 days ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Otoritas India Bongkar Makam Korban Balita Terkait Tragedi Sirup Obat Mematikan Sirup obat batuk di India diduga terkontaminasi bakteri.(Freepik)

Pihak berwenang di negara bagian Madhya Pradesh, India, menangkap seorang dokter di distrik Chhindwara menyusul kematian belasan anak yang diduga akibat mengonsumsi sirup obat batuk tercemar. Kasus ini kembali mencuat setelah muncul rencana pembongkaran makam seorang balita untuk autopsi lanjutan.

Jenazah Balita Akan Diautopsi Ulang

Aparat kini mempertimbangkan membongkar makam Yogita Thakre, balita dua tahun yang meninggal pada 4 Oktober karena gagal ginjal akut (AKI) setelah diduga mengonsumsi sirup Coldrif yang terkontaminasi zat kimia berbahaya dietilen glikol (DEG).

“Jenazah balita perempuan tersebut mungkin akan digali kembali untuk diautopsi, demi memperoleh bukti ilmiah yang lebih kuat dan memperkuat penyelidikan,” ujar Kepala Kepolisian Distrik Chhindwara, Ajay Pandey, dikutip Indian Express, Senin (6/10).

Obat Diresepkan dan Dijual di Klinik Pribadi

Para orang tua korban, Prakash Yaduvanshi, yang kehilangan putra berusia enam tahun, dan Ameen Khan, yang kehilangan anak lima tahun, mengungkapkan bahwa Dr. Pravin Soni meresepkan kombinasi obat termasuk sirup batuk.

“Obat itu diresepkan oleh Dr. Soni, dan stafnya meminta kami membeli hanya di apotek milik kliniknya sendiri. Toko obat itu sepertinya dijalankan orang dekatnya,” tutur mereka.

Dua kematian lain di distrik tetangga Betul, yakni Kabir (4) dan Garvit (2,5), juga dikaitkan dengan pengobatan di klinik Dr. Soni di Parasia, Chhindwara. Keduanya meninggal pada 8 September dan 1 Oktober.

Dokter Dituding Jadi Kambing Hitam

Penangkapan Dr. Soni memicu kemarahan kalangan medis.
“Bagaimana mungkin seorang dokter dimintai pertanggungjawaban atas pemalsuan sirup yang tercemar zat beracun? Apakah dia yang memproduksi, mencampur bahan kimia, dan memasoknya ke apotek?” ujar Ketua Asosiasi Guru Kedokteran Madhya Pradesh, Dr. Rakesh Malviya.

Ia menegaskan, tugas dokter adalah mendiagnosis dan meresepkan obat, bukan mengawasi proses produksi. “Tanggung jawab memberantas obat palsu ada di tangan pemerintah dan otoritas kesehatan, bukan dokter,” katanya.

Nada serupa dilontarkan politisi oposisi sekaligus pelapor skandal Vyapam, Dr. Anand Rai. “Dokter dijadikan kambing hitam. Yang seharusnya diselidiki adalah pengawas dan distributor farmasi, bukan peresepnya,” tegasnya.

Deretan Kematian dan Fakta Laboratorium

Sebanyak 14 anak di Chhindwara meninggal antara 4 September dan 4 Oktober. Sebagian besar dirawat di rumah sakit Nagpur, Maharashtra, dengan gejala awal demam ringan sebelum mengalami anuria (penurunan drastis produksi urine), gagal ginjal akut, lalu meninggal.
Hasil biopsi menunjukkan adanya paparan zat toksik.

Uji laboratorium terhadap sirup Coldrif menemukan kadar dietilen glikol mencapai 48,6%, jauh melampaui batas aman 0,01%. Setelah hasil tersebut dikonfirmasi otoritas Tamil Nadu pada Sabtu (4/10), pemerintah negara bagian langsung melarang peredaran Coldrif.

Korban Diduga Lebih Banyak

Meski laporan resmi mencatat 11 kematian di Chhindwara dan Nagpur, sumber lokal menyebut jumlah korban bisa lebih tinggi, termasuk dari distrik Betul.

Negara bagian Kerala turut menangguhkan distribusi Coldrif sebagai langkah pencegahan, meski belum ditemukan batch tercemar di wilayahnya. “Langkah ini diambil secara proaktif,” kata Menteri Kesehatan Kerala, Veena George.

Investigasi otoritas farmasi menemukan Kataria Pharmaceuticals di Jabalpur memesan 660 botol Coldrif dari Chennai. Sebanyak 594 botol telah dijual di Chhindwara, sementara 66 disita. Dari botol yang disita, 16 diambil sampel untuk diuji, dan 50 dibekukan guna mencegah distribusi lebih lanjut. (Z-10)

Read Entire Article