Liputan6.com, Jakarta Manchester United seolah belum menemukan pengganti sepadan untuk Sir Alex Ferguson. Sejak sang legenda pensiun pada 2013, kursi manajer di Old Trafford seperti tak pernah benar-benar tenang. Klub terus berganti pelatih dengan hasil yang naik turun, tapi ada satu hal yang konsisten: uang kompensasi pemecatan yang terus menggunung.
Ferguson meninggalkan warisan besar, bukan hanya dalam bentuk trofi dan kejayaan, tapi juga tekanan tinggi bagi siapa pun yang mencoba menggantikannya. Setiap manajer baru datang dengan ekspektasi besar, namun sebagian besar justru berakhir sebelum waktunya.
Yang mengejutkan, total biaya pemecatan para manajer United sejak Ferguson mencapai angka fantastis. Klub yang dulu dikenal sebagai simbol stabilitas itu kini justru terkenal karena "pintu keluar" yang selalu terbuka bagi pelatih.
Kini, Ruben Amorim yang baru datang musim lalu juga mulai merasakan panasnya kursi Old Trafford. Jika hasil buruk terus berlanjut, ia bisa menjadi nama berikutnya dalam daftar panjang manajer mahal yang dipecat United.
David Moyes, Awal dari Domino Efek Pemecatan
David Moyes adalah sosok pilihan langsung Sir Alex Ferguson untuk meneruskan tongkat estafet di Manchester United. Namun, keputusan itu justru membuka bab baru yang kelam bagi klub. Moyes hanya bertahan selama sepuluh bulan, jauh dari enam tahun yang tertera dalam kontraknya.
Awal kepemimpinannya berjalan buruk. United gagal menembus empat besar dan tampil loyo di berbagai ajang. Akibatnya, klub mengambil keputusan berani dengan memecat Moyes pada April 2014.
Namun keputusan itu tak murah. United harus membayar kompensasi sebesar £5,2 juta untuk Moyes dan stafnya. Tak hanya itu, klub juga sempat mengeluarkan sekitar £2,4 juta tambahan untuk menebus staf lama era Ferguson yang tidak lagi diinginkan oleh Moyes.
Pemecatan Moyes menjadi titik awal dari lingkaran setan pergantian manajer dan pembayaran kompensasi yang terus membengkak di Old Trafford.
Tagihan Mewah: Total Biaya Pemecatan di MU Pasca-Moyes
Setelah Moyes, Manchester United mencoba berbagai pendekatan manajerial dengan hasil yang tak jauh berbeda. Dari Louis van Gaal hingga Erik ten Hag, semua akhirnya bernasib sama: dipecat dengan bayaran besar.
Louis van Gaal menjadi korban berikutnya pada 2016. Meski sukses mempersembahkan gelar Piala FA, pelatih asal Belanda itu harus angkat kaki dengan kompensasi sebesar £8,4 juta. Dua tahun kemudian, giliran Jose Mourinho yang menerima pesangon terbesar: £19,6 juta setelah didepak pada 2018.
Ole Gunnar Solskjaer, yang sempat dianggap “anak emas” klub, juga tidak lepas dari siklus ini. Ia mendapat kompensasi £9,1 juta saat dipecat pada 2021. Sementara Erik ten Hag, yang menjadi korban terbaru, membuat United kehilangan £10,4 juta ketika kontraknya diputus tahun lalu.
Jika dijumlahkan, Manchester United telah menghabiskan sekitar £69,8 juta hanya untuk memecat para manajer sejak 2013. Jumlah yang menggambarkan betapa mahalnya harga dari ketidakkonsistenan klub dalam mengambil keputusan.
Amorim di Ujung Tanduk, Kompensasi Bisa Tembus £12 Juta
Kini, semua mata tertuju pada Ruben Amorim. Pelatih asal Portugal itu datang dengan reputasi tinggi dan harapan besar, namun sejauh ini hasilnya belum menggembirakan. Dalam enam pertandingan awal musim ini, United hanya menang dua kali dan sempat kalah 1-3 dari Brentford.
Lebih parah lagi, mereka tersingkir secara memalukan di ajang piala oleh klub kasta keempat, Grimsby Town. Situasi itu membuat posisi Amorim semakin goyah dan rumor pemecatan mulai santer terdengar di sekitar Old Trafford.
Jika Manchester United benar-benar memutuskan untuk memecat Amorim sebelum ulang tahun pertamanya pada November mendatang, klub dikabarkan harus membayar kompensasi senilai £12 juta. Jumlah itu akan menambah panjang daftar pengeluaran klub hanya untuk membereskan urusan manajerial.
Amorim sendiri masih mencoba bertahan di tengah tekanan besar. Namun, seperti pendahulunya, ia kini berjalan di garis tipis antara membalikkan keadaan — atau menjadi nama berikutnya dalam daftar panjang korban pemecatan mahal di Manchester United.
(The Sun)