Liputan6.com, Jakarta Pelatih Inter Milan, Cristian Chivu, menghadapi situasi sulit menjelang laga kontra Cremonese di Serie A. Striker utama mereka, Marcus Thuram, dipastikan absen karena mengalami cedera.
Thuram harus ditarik keluar ketika Inter menang 3-0 atas Slavia Praha di Liga Champions. Cedera paha yang dialaminya membuat sang penyerang tidak bisa tampil pada laga berikutnya.
Absennya Thuram membuka peluang bagi pemain lain untuk tampil sejak awal. Dua nama yang berpotensi menggantikannya adalah Ange-Yoan Bonny dan Francesco Pio Esposito.
Kondisi ini tentu menjadi ujian tersendiri bagi Inter Milan. Chivu menekankan pentingnya adaptasi tim agar tetap menjaga konsistensi performa.
Chivu Kecewa Cedera Marcus Thuram
Chivu tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya atas cedera Thuram. Ia menyebut sang striker sedang dalam performa bagus sebelum insiden tersebut.
Menurut Chivu, cedera merupakan bagian dari sepak bola dan bisa datang kapan saja. Namun, kehilangan pemain penting di laga penting tetap menjadi pukulan berat.
"Marcus adalah pemain yang pertama keluar di Cagliari, jadi dia punya waktu istirahat lebih. Saat melawan Slavia, saya melihat dia dan Lautaro sebagai pasangan yang bisa memberikan banyak masalah," ujar Chivu dalam konferensi pers.
"Dia sedang menikmati permainan dan merasa baik, tetapi sayangnya cedera selalu bisa datang kapan saja, dan ini mengecewakan secara manusiawi," tambah Chivu.
Inter Masih Perlu Perbaikan di Lini Belakang
Meski cukup stabil di awal musim, Inter masih punya catatan kurang baik di lini pertahanan. Mereka sudah kebobolan di tujuh dari sembilan laga terakhir Serie A di kandang.
Inter baru mencatatkan dua clean sheet dalam periode tersebut. Kondisi ini membuat Chivu menekankan pentingnya peningkatan fokus tim.
"Kami sudah menemukan keseimbangan, lebih hati-hati meski mencoba menyerang," kata Chivu.
"Saya senang karena prinsip saya selalu dimulai dari tidak kebobolan gol. Tim harus terorganisir, fokus, dan punya tekad kuat untuk tidak kebobolan," tegasnya.
Tantangan dari Cremonese
Cremonese datang ke San Siro dengan percaya diri. Mereka sebelumnya sudah meraih kemenangan di stadion yang sama saat menghadapi AC Milan.
Gol salto akrobatik Federico Bonazzoli menjadi penentu kemenangan Cremonese atas Milan. Hasil itu memberi motivasi tambahan menghadapi Inter.
"Inter adalah tim yang melakukan semuanya dengan sangat baik: penguasaan bola, pressing, bertahan, dan serangan balik," kata pelatih Cremonese, Davide Nicola.
"Kami akan belajar dari yang terbaik, ini kesempatan bagus untuk memahami level kami. Laga ini penting untuk memberi gambaran apa yang dibutuhkan agar bisa tetap bersaing di papan atas," lanjutnya.