Saat diwawancara, Giring terlihat membawa beberapa bungkus merch band Indonesia yang dia dapatkan dari area Pasar Musik Jakarta Music Con.
Salah satunya, Giring membeli merchandise dari band Nidji, band yang membesarkan namanya sebagai vokalis.
"Kalau band Nidji, saya baru pertama kali beli lagi nih, band Nidji yang baru. Sebelumnya masih punya yang desain yang lama," kata Giring.
Giring juga senang karena bisa memperoleh merchandise asli musisi legendaris Iwan Fals, dari area Pasar Musik.
"Nah, tadi Iwan Fals, senang banget karena saya belum punya baju Iwan Fals, Oi (Orang Indonesia) belum punya," ujar Giring.
Ada juga merch asli Teenage Death Star, band yang digandrungi Giring sejak sebelum nge-band bareng Nidji.
"Terus ada satu band yang favorit saya dari dulu, Teenage Death Star, saya belum pernah punya. Makanya saya ambillah ada baju Teenage Death Star. Dulu waktu saya sebelum nge-band, nontonnya Teenage Death Star," tuturnya.
"The Brandals ada juga. Saya belum punya baju The Brandals, akhirnya punya," lanjutnya.
Tak hanya menyajikan Pasar Musik, tahun ini, Jakarta Music Con menjadi ruang di mana elemen nada, lirik, menyatu dengan sudut pandang seniman hingga pelaku industri.
Jakarta Music Con menghadirkan berbagai diskusi seru dan menarik yang dihadiri Soleh Solihun, Vincent Rompies, Arie Dagienkz, Adryanto Pratono ‘Boim’ (Founder JUNI Records), Gerhana Banyubiru (Founder The Sounds Project), Ferry Dermawan (Founder Joyland Festival), hingga Franki ‘Pepeng’ Indrasmoro.
Mereka berbagi perjalanan, perspektif, dan cerita tentang bagaimana industri musik berkembang, bukan hanya di atas panggung, tetapi juga di balik layar.