Bencana tersebut merusak ratusan bangunan, sementara genting dan puing beterbangan akibat terjangan angin kencang. Hujan deras memperparah kondisi dengan menimbulkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk di Tuba, Provinsi Benguet. Longsor yang terjadi di kawasan itu juga merusak kendaraan yang terparkir di jalanan.
Di Provinsi Pampanga, hembusan angin kencang menyebabkan sampah di pesisir Apalit bertebaran dan perahu-perahu besar terseret badai. Situasi tersebut memicu kepanikan warga, sebagian di antaranya memilih bersembunyi di kolong bangku gereja untuk mencari perlindungan.
Filipina, yang dikenal sebagai "lumbung padi" Asia Tenggara, rata-rata dilanda 20 badai tropis setiap tahun. Kondisi ini membuat jutaan warga di daerah rawan bencana rentan terjebak dalam kemiskinan akut.