Liputan6.com, Jakarta Bon Appétit, Your Majesty kini jadi drakor sageuk yang tengah jadi perbincangan hangat di antara penggemar sinema Negeri Ginseng. Tak hanya menampilkan twist modern, ada pula petikan sejarah Korea Selatan dalam drama ini.
Seperti diketahui, drakor yang dibintangi Im YoonA ini diangkat dari web novel kondang karya Park Kook Jae, Surviving as Yeonsan-gun's Chef atau Surviving As The Tyrant’s Chef. Berbeda dengan karya aslinya yang menyertakan identitas Raja Yeonsan, dalam drakor ini nama sang Raja menjadi Lee Heon (diperankan Lee Chae Min). Begitu pula nama selirnya kini ditampilkan sebagai Kang Mok Ju (diperankan Kang Han Na).
Dengan begini, sejumlah elemen fiksi bisa dijalin dengan mulus dalam drakor ini, tanpa mencederai aspek-aspek sejarah yang sangat sensitif bagi rakyat Korea Selatan.
Namun, siapa sebenarnya Raja Yeonsan?
Dilansir dari Korea Heritage Service dari Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan pada Kamis (11/9/2025), Raja Yeonsan (1476 - 1506) adalah penguasa kesepuluh Dinasti Joseon, yang naik takhta menggantikan Raja Seongjong pada tahun 1494.
Selama empat tahun pertama, ia disebut menjalankan pemerintahan sipil yang relatif baik, tapi ia kemudian berubah menjadi penguasa bengis. Ia berada di balik pembantaian besar seperti Muosahwa dan Gapjasahwa (甲子士殃), dan mengeksekusi banyak cendikiawan. Ia juga berfoya-foya, menghambur-hamburkan uang negara.
Trailer Drama Korea S Line
Makin Parah Setelah Tahu Nasib Ibu Kandungnya
Kondisi kian memburuk setelah ia mengetahui nasib ibu kandungnya, Selir Yun, yang tewas setelah dipaksa menenggak racun. Ia membunuh dua selir ayahnya dan putra-putra mereka.
Neneknya, Ibu Suri Insu memberikan teguran padanya, tapi dibalas Raja Yeonsan dengan membenturkan kepalanya ke kepala sang nenek. Saat itu, sang nenek sedang sakit, dan setelahnya meninggal dunia.
Selain itu, ia juga melakukan banyak hal yang bikin mengelus dada. Mulai dari mengubah Seonggyungwan, institusi pendidikan tertinggi Dinasti Joseon, menjadi tempat "wisata" sensual. Kuil Wongaksa juga diubah menjadi tempat berkumpulnya para Gisaeng atau wanita penghibur, dan Kuil Hongcheonsa jadi lumbung.
The Korea Times mencatat, sebelum digulingkan pada tahun 1506, ia telah mengumpulkan lebih dari seribu wanita untuk dijadikan dayang istana, mengakibatkan beban pajak yang lebih besar bagi rakyat.
Akhir Tragis Raja Yeonsan
Pada akhirnya, Raja Yeonsan dilengserkan lewat pemberontakan Jungjongbanjeong. Para cendekiawan melancarkan pemberontakan dan mengangkat Pangeran Jinseong, putra Raja Seongjong lainnya, sebagai raja baru dengan gelar Raja Jungjong.
Titelnya pun diturunkan menjadi Raja Yeonsangun, dengan gelar "Gun" merupakan istilah yang berkonotasi kurang terhormat dalam penamaan penguasa dalam sejarah Korea.
Ia diasingkan ke Pulau Gyodongdo, yang terletak di barat laut Pulau Ganghwado, dan meninggal di sana karena penyakit. Ia memiliki lima putra dan satu putri dengan Lady Sin dan dua putra dan satu putri dengan seorang selir. Hanya saja, semua putranya meninggal saat dilahirkan, atau di tempat pengasingan.
Berkali-kali Diangkat ke Sinema Korea
Raja Yeonsan sendiri sudah beberapa kali diangkat ke sinema Korea Selatan. Beberapa di antaranya adalah film The Treacherous (2015), The King and the Clown (2005), juga drakor The King and the Queen (1998-2000) dan Queen for Seven Days (2017).
Meski telah berkali-kali kisahnya diangkat ke sinema, sineas Korea Selatan masih tertarik untuk menghadirkan karakter ini ke layar.
“Meskipun Yeonsangun telah ditampilkan dalam banyak drama dan film, saya ingin menampilkannya dari perspektif baru jika saya berfokus pada hubungan antara raja dan rakyatnya," kata sutradara The Treacherous, Min Kyu Dong, kepada The Korea Times.