Liputan6.com, Jakarta Bruno Fernandes kembali jadi sorotan setelah gagal mengeksekusi penalti melawan Brentford. Kapten Manchester United itu kini memegang catatan yang kurang membanggakan di Premier League.
Fernandes sudah enam kali gagal mengeksekusi penalti selama kariernya di liga. Catatan itu membuatnya jadi pemain dengan jumlah kegagalan terbanyak sejak 2020.
Kegagalan terbarunya terjadi saat MU kalah 1-3 dari Brentford di Gtech Community Stadium. Penalti Fernandes berhasil digagalkan Caoimhin Kelleher pada menit ke-71.
Situasi ini menambah tekanan bagi Fernandes, yang sebelumnya dikenal sebagai eksekutor handal. Kini muncul pertanyaan apakah dia masih pantas jadi penendang utama MU.
Rekor Penalti Fernandes
Sejak tiba di Old Trafford pada Februari 2020, Fernandes sempat dianggap spesialis penalti. Ia mencetak 13 gol dari 14 percobaan pertama dengan teknik lompatan khasnya.
Namun, keberhasilan itu justru membuat kiper lawan mulai mempelajari gaya eksekusinya. Hasilnya, enam penalti gagal tercipta gol, termasuk dua musim ini.
Musim ini saja, Fernandes sudah gagal dua kali dari titik putih. Jumlah itu sama dengan total kegagalan seluruh pemain Premier League lainnya.
Perbandingan dengan Eksekutor Lain
Catatan Fernandes lebih buruk dibanding pemain bintang lain. Mohamed Salah dan Aleksandar Mitrovic sama-sama sudah gagal lima kali, sedangkan James Ward-Prowse empat kali.
Statistik menunjukkan Fernandes paling boros peluang. Dari 29 percobaan, enam di antaranya gagal menjadi gol.
Hal ini jelas menjadi perhatian manajemen dan pelatih MU, Ruben Amorim. Pergantian eksekutor bisa menjadi opsi realistis.
Siapa yang Layak Jadi Eksekutor?
United masih punya opsi lain yang cukup menjanjikan. Mason Mount mencatat rekor sempurna dengan dua penalti sukses, sementara Benjamin Sesko belum pernah gagal dari 11 kesempatan.
Sesko bahkan dikenal tenang saat adu penalti. Meski sempat kram dalam laga Carabao Cup melawan Grimsby, ia tetap bisa mencetak gol.
Situasi ini membuat Amorim harus segera mengambil keputusan. Fernandes bisa saja digeser demi memberi kesempatan pada eksekutor baru.