Liputan6.com, Jakarta - Apple Music memasuki tahun ke 10 di 2025, setelah sebelumnya layanan streaming musik ini diluncurkan pertama kali 30 Juni 2015 ke seluruh pengguna perangkat Apple di dunia.
Bertepatan dengan diluncurkannya iOS 26, iPadOS 26, hingga macOS 26 Tahoe tahun ini, perusahaan membawa sejumlah pembaruan penting untuk membuat Apple Music semakin personal, interaktif, dan kaya fitur baru.
AutoMix
Salah satu paling menonjol adalah AutoMix, sebuah fitur berbasis AI yang menghadirkan transisi lagu mulus tanpa jeda. Berbekal teknologi time-streching dan beat-matching, AutoMix akan menganalisa setiap lagu dan menentukan titik transisi terbaik.
Hasilnya, musik pun terdengar mengalir dengan sempurna layaknya di-mix oleh DJ profesional yang ada di dalam perangkat Apple. Fitur AutoMix sendiri aktif otomatis pada playlist atau autoplay, tetapi tidak bisa dipakai pada album, DJ mix, atau genre tertentu.
Fitur Lyrics Translation & Pronunciation
Selain AutoMix, fitur Lyrics Translation & Pronunciation juga salah satu fitur andalan di Apple Music, khususnya bagi pengguna yang ingin memahami lirik lagu berbahasa asing atau ber-karaoke.
Ya, dengan fitur baru Apple Music ini, pengguna bisa ikut bernyanyi lagu-lagu favorit berbahasa asing meski tidak mengenal atau tahu aksara aslinya.
Raksasa teknologi berbasis di Cupertino ini juga menambahkan fitur baru di Apple Music lewat update iOS 26, seperti Library Pins. Dengan ini, pengguna bisa menyematkan hingga enam lagu, album, artis, atau playlist favorit di bagian atas Library agar mudah diakses.
Apple turut memperkenalkan Replay in App, tempat pengguna melacak artis, lagu, dan playlist yang paling sering diputar, lengkap dengan dashboard bulanan.
Motion on Lock Screen
Tak hanya fitur, perusahaan juga 'memoles' visual aplikasi musik ini dengan memperkenalkan Motion on Lock Screen, di mana album art musik favorit tampil bergerak atau ada animasinya saat layar perangkat terkunci.
Apple Music Tumbuh Dua Digit di Indonesia
Di sisi lain, sebagai salah satu layanan streaming musik tertua, layanan ini sudah tersedia di 100 negara di dunia.
Sebagai salah satu dari 100 negara itu, Indonesia ini disebut-sebut sebagai salah satu pasar penting bagi layanan musik digital milik Apple.
Dengan mayoritas penduduk berusia muda, Apple menilai Indonesia sebagai lahan subur untuk pertumbuhan musik digital sekaligus mendukung para kreator lokal berbakat di Tanah Air.
"Indonesia adalah negara sangat sosial. Anak muda di sini gemar mendengarkan musik, bernyanyi mengikuti lirik, hingga kreatif membuat konten," kata Eddy Cue, Senior VP, Apple Services saat wawancara eksklusif dengan tim Liputan6.com di Jakarta, belum lama ini.
Ia menambahkan, "fitur Apple Music seperti lirik interaktif dan sing along benar-benar relevan dengan kebiasaan anak muda di Indonesia."
Pertumbuhan Dua Digit di Indonesia
Meski tidak menyebutkan angka secara pasti, Eddy optimistis Apple Music mampu tumbuh dua digit di Indonesia, seiring bertambahnya kelas menengah dan berkembangnya jaringan ritel seperti iBox.
"Kunci dari semuanya adalah kami tidak melihat angka tertentu, tetapi kami pikir ini adalah tempat yang akan tumbuh dengan dua digit dan negara besar dengan banyak orang," ucapnya.
Eddy menilai, kekuatan utama dari perkembangan Apple Music di dunia termasuk Indonesia terletak pada integrasi hardware, software, dan layanan menyatu. Karena itu, pengalaman pengguna saat menikmati beragam musik favorit pun lebih mulus dibandingkan layanan sejenisnya.