Liputan6.com, Jakarta - Joko Anwar bersama Come and See Pictures akan segera menayangkan film produksi terbaru mereka berjudul Legenda Kelam Malin Kundang. Untuk proyek ini, mereka sengaja memberikan kesempatan kepada dua sutradara muda sekaligus, Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo.
Joko Anwar atau Jokan menyatakan bahwa keputusan untuk bekerja dengan Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo sudah direncanakan sejak awal. Ia percaya bahwa industri film hanya akan berkelanjutan jika terjadi regenerasi, karena kehadiran "nafas yang baru" akan membuat penonton dapat menyaksikan karya-karya yang lebih fresh.
"Kita bisa bikin film itu, kita aja yang bikin. Tapi kita lupa bahwa industri film itu hanya bisa akan sustainable kalau misalnya ada regenerasi, ada new voices, jadi penonton gak bosan," ujar Jokan saat jumpa pers, Rabu (1/10/2025). Sebagai informasi, dalam film ini sendiri Joko Anwar berperan sebagai produser, penulis, dan penyunting gambar.
Come and See Pictures juga berkomitmen untuk secara aktif mencari talenta baru dan senang bekerja dengan para sineas baru. "Karena dengan adanya si anak muda-anak muda ini, kita jadi punya semangat baru, punya energi baru, cara pandang mereka juga berbeda sama kita, dan yang paling penting juga cara bertutur mereka itu lebih dekat dengan zamannya, yaitu zaman sekarang," tambah pria yang juga akrab disapa Bang Joko ini.
12 tahun berkiprah sebagai sutradara, Joko Anwar terobsesi untuk membuat ulang film pengabdi setan.
Latar Belakang Debut Sang Duo
Dilansir dari rilis pers yang diperoleh tim Showbiz Liputan6.com, Rabu (1/10/2025), Kevin Rahardjo sendiri mengawali karier di industri perfilman dengan mengikuti magang di Come and See Pictures. Sementara itu, Rafki Hidayat yang sebelumnya merupakan wartawan sejak 2010 hingga 2022, mengikuti klinik penulisan skenario dari Joko Anwar dan Come and See Pictures.
Dari klinik tersebut, Rafki kemudian turut mengembangkan naskah Legenda Kelam Malin Kundang bersama Aline Djayasukmana yang turut berkontribusi menulis skenario film ini dan menjadi peserta di klinik penulisan. Di film ini, selain menjadi produser dan penyunting gambar, Joko Anwar turut menulis skenario bersama Rafki dan Aline.
Menang Penghargaan Bersama
Mereka menemukan kecocokan karena memiliki selera film yang sama dan kesamaan ide cerita. "Dan waktu 2023, kami ada satu project bareng yang kita kirim ke BIFAN. Jadi kita ada projek horor yang kami kirim ke project market di Bucheon International Fantastic Film Festival. Kepilih di sana," cerita Rafki pada media, Rabu (1/10/2025).
Proyek kolaborasi pertama mereka tersebut berhasil memenangkan sebuah penghargaan di festival tersebut. Rafki menduga hal tersebutlah yang membuat keduanya dilirik oleh Joko Anwar, "Itu masih waktu kita masih di writers room-nya Abang (Joko). Jadi kayaknya Abang ngeliat nih kayaknya orang ini nih semangat atau apa mungkin," lanjut Rafki.
Bekerja Sama Secara Natural
Menyadari bahwa dua kepala dapat memiliki kemauan dan visi yang berbeda, duo sutradara ini mengaku kerja sama mereka terjadi secara natural selama produksi film. “Jadi sebelum syuting kita juga udah satu kepala dulu. Kita baca script, kita liat adegan per adegan. Setiap adegan itu tuh ya kita sepakatin dulu,” kata Rafki.
“Pas kita bikin shot list juga kita bikin bareng-bareng. Aku bikin adegan pertama, Arjo bikin dua misalnya. Abis itu aku present ke dia, dia present ke aku dan kasih masukan gitu. Jadi pas syuting beneran udah kayak satu orang sebenernya,” lanjut Rafki yang juga disepakati oleh Kevin.
Berkat persiapan yang matang di awal, perselisihan besar di lokasi syuting hampir tidak pernah terjadi. "Kita tinggal yakin-yakinin aja. Jadi misalnya dia masih belum puas, ya udah kita ambil lagi. Tapi misalnya aku rasa udah cukup ya aku tinggal yakinkan ke dia, basically kayak orang kerja bareng aja sih," jelas Rafki mewakili Kevin.