Liputan6.com, Jakarta - Mirsa baru saja pulang ketika matanya langsung menangkap pemandangan tak terduga—Siti sedang berbicara serius dengan Pramana di depan rumah. Ia terkejut, tapi segera menenangkan diri dan mengucap salam. Ada firasat kuat di hati Mirsa bahwa ini pasti ada kaitannya dengan Karina.
Tanpa membuang waktu, Mirsa langsung bertanya, "Ini soal Karina, ya? Gimana keadaannya?"
Siti menatap Mirsa sejenak lalu menjelaskan, “Pramana sebenarnya mau bicara langsung sama kamu.”
Mirsa mempersilakan mereka masuk, tapi Pramana menolak. Ia berdiri tegak, tatapannya tajam, dan langsung menyampaikan maksud kedatangannya.
“Aku cuma mau minta satu hal, Mirsa. Tolong… jangan jadi pengganggu rumah tangga Radit dan Karina.”
Mirsa terdiam, tersentak oleh tuduhan langsung itu. Ia tidak sempat menjawab karena suasana sudah terlalu tegang.
Reza Temui Ranti
Di tempat lain, Reza menemui Ranti dengan wajah serius. “Ranti, aku mau kamu jujur. Kamu yang suruh Dina ngaku sebagai pendonor buat Aurel, kan?”
Ranti langsung menggeleng. “Enggak, Reza. Aku sama sekali nggak tahu soal itu.”
Tapi Reza tidak menyerah. “Kamu tahu siapa pendonor sebenarnya, kan? Tolong bilang…”
Ranti tetap bersikeras. “Aku nggak tahu apa-apa. Dina juga nggak pernah sebut nama aku, kan?”
Sementara itu, di rumah Siti, ada ketukan di pintu. Mirsa yang masih gelisah membukanya, dan terkejut melihat siapa yang datang—Reza.
“Masuk, Za,” ucap Mirsa pelan.
Reza duduk, lalu menatap Mirsa dalam-dalam. “Aku cuma mau tahu satu hal. Kamu… kamu yang sebenarnya mendonorkan hati buat Aurel, ya?”
Pertanyaan itu membuat Mirsa membeku. Ia terdiam beberapa detik, matanya sedikit berkaca. Tapi kemudian ia menggeleng. “Bukan aku.”
Reza menatapnya lebih tajam. “Jadi… siapa yang terima donor dari kamu? Kenapa kamu sembunyiin semuanya dari aku? Aku harusnya berterima kasih sama kamu… bukan sama orang lain!”
Mirsa terdiam, menunduk, seolah tak sanggup menjawab.