Prabowo Minta TNI Jaga Kekayaan Alam
Prabowo melihat masih banyak kekayaan Indonesia yang diambil oleh kekuatan yang disebutnya tidak bertanggung jawab.Untuk itu, Prabowo meminta TNI dapat membantu penegak hukum sampai pemerintah daerah maupun pusat.
“TNI harus introspeksi diri dengan semua organisasi yang kita miliki. TNI harus tanggap, TNI harus bantu penegak hukum, TNI harus bantu pemerintah daerah, pemerintah pusat, untuk menjaga kekayaan kita, sumber daya alam kita,” kata Prabowo dalam amanatnya pada HUT ke-80 TNI di Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10).
Terkait kekayaan yang disebut Prabowo diambil oleh kekuatan tidak bertanggung jawab, Prabowo juga menyinggung bahwa sampai hari ini penyelundupan terkait kekayaan alam juga masih terjadi.
“Ratusan tahun Nusantara ini selalu diganggu, diinvasi oleh kekuatan-kekuatan asing. Mereka ke kita untuk mengambil kekayaan kita. Sampai hari ini, sampai detik ini, masih banyak kekayaan kita yang dicuri, yang diselundupkan, yang diambil oleh kekuatan-kekuatan yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Luhut Uji Coba Bansos Digital
Pemerintah akan merilis program bansos digital pada 2026. Sebelum diluncurkan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan uji coba di Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam uji coba itu, Luhut mendapati ada warga yang menerima hingga tiga program sekaligus, sementara sebagian lainnya belum pernah tersentuh bantuan apa pun.
“Dalam uji coba ini, saya menemukan fakta menarik; ada warga yang tercatat menerima tiga program sekaligus, sementara ada yang sama sekali tak tersentuh bantuan meski sangat membutuhkan,” ujar Luhut melalui akun Instagram pribadinya, Minggu (5/10).
Menurutnya, kondisi itu menunjukkan pentingnya transformasi digital agar penyaluran bansos menjadi lebih tepat sasaran dan adil. Ia menilai digitalisasi dapat membantu pemerintah memperbaiki data penerima sekaligus meminimalkan potensi kebocoran dan tumpang tindih bantuan.
Luhut menempuh perjalanan lebih dari seribu kilometer dari Jakarta ke Desa Suko, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, untuk meninjau langsung proses pendaftaran bansos digital. Mayoritas warga desa tersebut bekerja sebagai petani kopi di kawasan hutan dengan akses sinyal terbatas.
“Tempat ini adalah potret nyata sekaligus laboratorium hidup bagi masa depan program sosial Indonesia,” tulis Luhut.