REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK, – Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, menetapkan sektor pertanian sebagai prioritas utama dalam pembangunan daerah untuk memperkuat ketersediaan pangan, meningkatkan ekonomi lokal, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Widy Ferdian, Sekretaris Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapperida) Kabupaten Lebak, mengungkapkan pada Minggu (12/10) bahwa sektor ini merupakan andalan utama karena menyumbang 27,69 persen dari Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki, menegaskan bahwa fokus pembangunan wilayahnya terletak pada sektor pertanian yang meliputi perkebunan, perikanan, dan peternakan. Penguatan sektor ini diharapkan mampu menekan angka kemiskinan dan menghapus kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.
Program dan Bantuan Sektor Pertanian
Untuk tahun 2026, program pembangunan pertanian mencakup rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan jalan usaha tani, penyaluran bantuan sarana produksi (saprodi) dan sarana prasarana (sapras) pertanian, distribusi pestisida, pembinaan kelompok tani, serta peningkatan bimbingan teknis (bimtek) budidaya pangan. Dalam bidang peternakan, kelompok peternak rakyat akan menerima bantuan benih domba untuk menciptakan sumber ekonomi baru.
Di sektor perikanan, kelompok budidaya air tawar mendapatkan bantuan benih ikan lele, mas, dan nila, sementara nelayan tangkap menerima alat tangkap dan perahu. Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menambahkan bahwa produksi pangan di Lebak terus surplus berkat dukungan dan intervensi pemerintah.
Surplus Produksi Beras
Sepanjang Januari hingga September 2025, produksi gabah basah di Lebak mencapai 701.899 ton, terdiri dari padi sawah sebanyak 682.898 ton dan padi gogo 19.001 ton. Jika dikonversi menjadi gabah kering giling (GKG), total produksinya mencapai 582.857 ton atau setara dengan 368.540 ton beras. Dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp12.500 per kilogram, nilai ekonomi beras tersebut mencapai miliaran rupiah.
Kebutuhan beras masyarakat Lebak yang berjumlah sekitar 1,4 juta jiwa hanya mencapai 154.253 ton per tahun. Sepanjang periode tersebut, penyerapan beras mencapai 102.836 ton, menyisakan 265.705 ton, yang cukup untuk surplus beras selama 20 bulan hingga 2027.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Ruhiana, mengapresiasi dukungan pemerintah daerah yang menyalurkan berbagai bantuan bagi petani. Ia menyatakan bahwa para petani di desanya, dengan 70 anggota dan lahan garapan seluas 150 hektare, mampu memperoleh keuntungan dan hidup lebih sejahtera dengan panen setiap empat bulan sekali.
Dengan konsistensi kebijakan dan dukungan lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Lebak optimistis sektor pertanian akan terus menjadi tulang punggung ekonomi daerah sekaligus penggerak utama kesejahteraan masyarakat.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara