Jakarta (ANTARA) - Komite Nobel di Stockholm pada Kamis mengumumkan Laszlo Krasznahorkai, penulis novel "apokaliptik" dari Hungaria, memenangkan Nobel Sastra tahun ini.
Penghargaan ini diberikan atas karya-karya Krasznahorkai yang "menarik dan visioner," yang "menegaskan kembali kekuatan seni," kata Komite Nobel dalam pernyataannya.
Penulis itu lahir pada 1954 di Gyula, sebuah kota di Hungaria tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Romania. Novel pertamanya, Satantango (1985), menjadi sensasi di dunia sastra.
Novel itu menceritakan sekelompok warga miskin di sebuah perkebunan kolektif yang terbengkalai. Mereka kedatangan tokoh karismatik yang bangkit dari kubur menjelang ambruknya rezim Komunis.
Nilai "satanis" hadir dalam moralitas budak dan "kepura-puraan" sang tokoh yang "mengikat mereka dalam simpul," kata Komite Nobel.
Novel itu kemudian diadaptasi oleh sutradara Hungaria Bela Tarr menjadi film berdurasi 8 jam dengan judul sama pada 1994.
Karya-karya Krasznahorkai lainnya antara lain The Melancholy of Resistance (1989), War & War (1996), Baron Wenckheim’s Homecoming (2016), dan Herscht 07769 (2012), yang bersama Satantango membentuk lima serangkai karya yang memiliki tema "apokaliptik" (akhir dunia).
Komite Nobel menyebut Krasznahorkai sebagai penulis epik dalam tradisi sastra Eropa Tengah, yang dipenuhi karya sastra dari penulis Ceko Franz Kafka hingga penulis Austria Thomas Bernhard.
Karya-karya Krasznahorkai juga berciri "absurdisme dan kejelekan yang melimpah ruah," kata Komite Nobel.
Baca juga: Nobel Kimia 2025 diraih tiga ilmuwan penemu kerangka metal organik
Baca juga: Tiga ilmuwan AS raih Nobel Fisika 2025 untuk riset mekanika kuantum
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.