
PRODUKSI ayam potong di wilayah Sumatra Utara, diproyeksikan naik hingga 38% pada Oktober mendatang. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya konsumsi daging ayam untuk kebutuhan program Makan Bergizi Grtais (MBG) yang dijalankan pemerintah.
Data menunjukkan sejak Juni produksi ayam potong terus berfluktuasi namun cenderung meningkat. Produksi naik 45% pada Juli, turun 17% di Agustus, lalu kembali naik 12,7% di September, dan diproyeksikan meningkat 38% pada Oktober.
"Program MBG menjadi pendorong utama lonjakan konsumsi ayam potong di pasar regional," kata Ekonom Universitas Islam Sumatra Utara Gunawan Benjamin, Minggu (5/10).
Peningkatan konsumsi ayam untuk MBG juga terlihat dari kenaikan penjualan di tingkat pedagang besar. Permintaan daging ayam di pasar grosir meningkat seiring dengan penyaluran kebutuhan MBG di berbagai daerah.
Lonjakan kebutuhan ayam potong turut menggerakkan rantai pasok pangan lain. Pemerintah juga meningkatkan belanja untuk beras, sayur-sayuran dan bahan dapur lain yang masuk dalam paket MBG.
Geliat ekonomi daerah terlihat dari aktivitas perdagangan yang meningkat. Pelaku usaha di sektor pangan mulai merasakan dampak positif dari belanja besar program MBG.
Program MBG dinilai berperan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Perputaran uang dari kegiatan ini diperkirakan mampu menopang pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
Karena itu pemerintah diharapkan menjaga keberlanjutan MBG agar dampak ekonominya berjangka panjang. Program ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah melalui peningkatan produksi dan konsumsi pangan lokal.
Meski begitu, pemerintah juga perlu membenahi pelaksanaan MBG yang sedang menuai kritik dari masyarakat. Kasus keracunan masal yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi catatan penting bagi pemerintah.
Pemerintah perlu memperkuat pengawasan agar distribusi dan kualitas bahan pangan terjamin aman. Evaluasi terhadap rantai pasok MBG diusulkannya untuk menghindari insiden serupa.
Alokasi anggaran MBG juga dinilai strategis untuk mendorong perekonomian masyarakat kecil. Dana program ini dapat menggerakkan peternak, pedagang dan pelaku usaha di sektor pangan.
Urgensi penganggaran MBG menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga memperluas kesempatan kerja di sektor pertanian dan peternakan.
"Tingkat keberhasilan MBG ke depan akan sangat bergantung pada penerimaan masyarakat. Dukungan publik menjadi kunci agar program ini tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga sosial," pungkasnya. (YP/E-4)