
Intermittent fasting atau puasa intermiten adalah pola makan yang mengatur waktu antara makan dan berpuasa. Artinya, kamu fokus pada kapan makan, bukan apa yang dimakan.
Selama berpuasa, tubuh tidak menerima kalori dan akan menggunakan cadangan energi dari glikogen serta lemak. Tujuannya untuk membantu tubuh beradaptasi secara metabolik, membakar lemak, dan meningkatkan fungsi sel.
Manfaat Intermittent Fasting
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, di antaranya:
1. Menurunkan berat badan dan lemak tubuh
Karena waktu makan dibatasi, total kalori yang masuk pun menurun, sehingga membantu menurunkan berat badan.
2. Meningkatkan sensitivitas insulin
Puasa membantu menstabilkan kadar gula darah dan menurunkan risiko diabetes tipe 2.
3. Menjaga kesehatan jantung
Dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), trigliserida, serta tekanan darah.
4. Meningkatkan fungsi otak dan sel
Saat berpuasa, tubuh melakukan proses autofagi, yaitu peremajaan sel yang membantu memperbaiki kerusakan sel.
5. Berpotensi memperpanjang umur dan mencegah penyakit kronis
Studi awal menunjukkan bahwa pola makan ini dapat memperlambat penuaan dan menurunkan risiko penyakit kronis.
Jenis dan Metode Intermittent Fasting
Berikut metode yang umum digunakan:
1. Metode 16/8
Puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam. Contoh: makan dari jam 12.00-20.00, lalu puasa hingga siang hari berikutnya.
2. Metode 5:2
Makan normal 5 hari seminggu dan membatasi kalori (500–600 kkal) selama 2 hari lainnya.
3. Eat-Stop-Eat
Puasa penuh selama 24 jam, 1–2 kali per minggu.
4. Alternate-Day Fasting
Satu hari makan normal, satu hari membatasi kalori secara signifikan.
5. Warrior Diet
Puasa sekitar 20 jam dan makan besar sekali di malam hari.
Cara Menjalankan Intermittent Fasting
Berikut langkah-langkah agar intermittent fasting berjalan dengan aman dan efektif:
1. Mulai secara bertahap
Awali dengan durasi puasa 12 jam, kemudian tingkatkan perlahan ke 14 atau 16 jam.
2. Tetap terhidrasi
Minum air putih, teh tanpa gula, atau kopi hitam selama puasa.
3. Pilih makanan bergizi
Saat makan, konsumsi makanan seimbang: karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, sayur, dan buah.
4. Jaga porsi makan
Jangan berlebihan saat berbuka agar hasil tetap optimal.
5. Konsisten dengan jadwal
Pilih jam makan yang sesuai dengan rutinitas harianmu.
6. Perhatikan sinyal tubuh
Jika merasa lemas, pusing, atau tidak nyaman, sebaiknya hentikan sementara dan konsultasikan ke tenaga medis.
Hal yang Perlu Diperhatikan
- Tidak disarankan untuk ibu hamil/menyusui, anak-anak, atau penderita diabetes berat tanpa pengawasan dokter.
- Hindari makan berlebihan setelah puasa.
- Kombinasikan dengan gaya hidup sehat: olahraga, tidur cukup, dan manajemen stres.
Kesimpulan
Intermittent fasting adalah pola makan yang efektif untuk meningkatkan kesehatan dan mengontrol berat badan. Namun, hasil dapat berbeda-beda pada setiap orang. Kuncinya adalah konsistensi, pemilihan makanan sehat, dan mendengarkan sinyal tubuh sendiri.
Sumber:
- BMJ: Intermittent fasting strategies and their effects on cardiometabolic risk factors
- BMC Medicine: Effects of different types of intermittent fasting on metabolic health outcomes
- MDPI: A Biochemical View on Intermittent Fasting’s Effects on Human