
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Klaten, Jawa Tengah, hingga September 2025 mencapai 459 kasus dan tiga orang meninggal. Jumlah ini turun signifikan dari periode yang sama tahun lalu.
“Alhamdulillah, kasus DBD 2025 turun signifikan. Tahun lalu, pada periode yang sama kasus DBD mencapai 1.107 kasus dan 31 meninggal,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto.
Penurunan kasus DBD tahun ini, tentu tidak lepas dari peran serta seluruh elemen masyarakat dalam pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Menurut Anggit, penurunan yang signifikan kasus DBD berkat kesadaran masyarakat, terutama dalam gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan.
Selain gerakan serentak PSN, keterlibatan juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) di desa dan kelurahan juga memberikan andil yang cukup besar dalam pencegahan DBD di Kabupaten Klaten.
“PSN dan jumantik ini efektif untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti. Pun, menjadi kunci dalam pemberantasan DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan Klaten kepada Media Indonesia, Sabtu (4/10).
Memasuki musim hujan, Anggit mengingatkan kepada masyarakat untuk waspada dengan meningkatkan kebersihan lingkungan, terutama genangan air agar tidak menjadi tempat berkembang jentik nyamuk. (E-2)